Kini usianya sudah mendekati 23 tahun,dan dua tahun yang lalu,ia lulus tes cpns.sebuah pencapaian melebihi apa yang dia cita-citakan dan impikan sebenarnya.
Ia bisa menang hanya mengandalkan doa dan nasib,sesuatu yang amat jarang dan langka sebenarnya,apalagi saat ini.
Ia sampai menangis,melukiskan kegembiraan-nya kala ia tau namanya masuk dalam daftar cpns yang lulus kala itu,berulang kali ia meyakinkan dirinya bahwa ia sedang tidak bermimpi melihat nama dan nomor peserta nya muncul
Ia melonjak kegirangan,bahkan menangis tersedu sedu bagai seorang anak kecil,melukiskan kegembiraannya kala itu,ingin sekali rasanya memberi kabar bahagia itu kepada bapak dan ibunya,pula kepada iboto nya Farida,namun semua itu tak mungkin.
Ia tak lagi tau dimana Bapaknya,ia tak lagi bisa berbicara menyampaikan kabar baik itu pada Ibunya yang telah 15 tahun meninggal dunia,sementara Ibotonya Farida?sudah hampir 5 tahun tak ada kabar.
Sedih memang..!!
“Aku menangis meratapi nasibku kala itu bang.semua serasa campur aduk,aku ingin berbagi kebahagiaan dan sukacita yg sedang kurasakan,namun,alangkah lebih sedihnya ternyata ketika mendapati kenyataan bahwa kebahagiaan yg sedang kita rasakan itu,tak tau kemana hendak disampaikan dan bagikan.”katanya padaku dengan wajah sedih,sorot matanya menatap hampa…