Cerpen: Kutunggu Kau di Sidikalang

25

Malam itu kami ngobrol hingga pukul 23:00 malam,Renita tampaknya sudah mulai terkantuk-kantuk dan beberapa kali menguap,setelah itu ia pamit untuk tidur terlebih dahulu,setelah itu,aku masih lanjut bercerita dengan Jogi hingga mendekati pukul 02:00 pagi,setelah itu kami tidur.

Malam itu aku menginap dirumah keluarga Jogi dan kemudian esok harinya,seusai sarapan pagi dengan sepotong roti bakar dan segelas susu yang sudah disipakan oleh Renita,ahirnya aku mohon pamit dan meninggalkan rumah itu.Jogi kembali mengantarku ke arah Pasteur.didalam.mobil itu,kami masih melanjutkan obrolan kami,yang serasa tiada habisnya.

“Aku tau,suatu hari nanti kau pasti akan menuliskan kisah ku ini,hehehe…”

Kata jogi penuh percaya diri.

“Hah….memangnya apa hebatnya kau?sampai-sampai kisahmu kutuliskan dalam satu catatan?macam tokoh penting atau atau sosok Negarawan di Indonesia ini saja kau pakai ditulis segala kisahmu,lagi pula siapa yang bakal tertarik membaca kisah mu ini?hahaha…”kataku meledeknya.

“Eits…nanti dulu..!!,emang dulu apa hebatnya Angelina dan si Ruth boru Sinaga itu,kok kau dulu menulis kisah mereka?padahal kisah mereka kan terkesan monoton gak terlalu menarik-menarik amat kisahnya?
Apalagi kisahnya Angelina,sampai-sampai menyerupai Novel lagi kau buat..hahaha..”
Kata jogi melanjutkan.

“Oh…itu beda kasus bro.. ada alasan tertentu dibalik tulisan itu kawan…hahaha.!!..”

kataku mencoba berkelit dan membela diri.

Jogi menyebut Angelina dan Ruth,Angelina adalah mantan kekasihku dulu,gadis asal Minahasa,Sulawesi Utara.sementara Ruth adalah mantan pacar Jogi,jauh sebelum dia mengenal Renita,beberapa tahun yang lampau,kedua wanita tersebut pernah kubuatkan catatan tentang perjalanan dan pengalaman hidupnya.**

“Tapi aku serius kok..bila kau ada waktu tuliskanlah kisahku ini,aku yakin,kau pasti sudah menemukan plot dan klimas dari kisahku ini,tulislah..pasti ada pesan positif yang nanti ditemukan oleh pembaca..”kata Jogi serius.

“Ya..akan kupertimbangkan,tapi harus kulihat dulu dari berbagai sisi dan aspek,termasuk dari sisi Komersil-nya,layak jual apa tidak?hahaha…”

“Nah…kan..?lagi-lagi ujungnya ke soal materi..hahaha…”
kata Jogi sambil terkekeh diujung percakapan kami.

Sesaat kemudian,kami pun tiba di terminal bus travel,yang tak terlalu jauh dari Pintu tol Pasteur itu,sebelum beranjak pergi,Jogi memelukku sambil menjabat tanganku dengan erat,ia faham betul,hubungan persahabatan kami yang sudah lama terjalin,bukan karena faktor kebetulan semata,kala satu kontrakan dulu,namun lebih daripada itu,faktor kedekatan secara emosional sudah tertanam sejak lama bagi kami berdua.
Biar bagaimanapun,separuh dari kisah dan perjalanan hidupnya,termasuk kisah dan lika-liku asmaranya,semuanya kuketahui.

Siang menjelang sore,ahirnya kami berpisah di terminal itu,wajah Jogi terlihat sumringah dan berseri seri,biar bagaimanapun,rasa rindu,selama dua tahun lebih tak pernah bertemu kini telah terobati.
Kemudian Jogi menghilang ditengah keramaian dan hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang diruas jalan protokol ditengah kota yang berjuluk Paris Van Java itu.**

Oleh:

Bresman Silalahi
Ciputat 15/12/2014

Guest Post by Bresman Silalahi

simple.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
Previous articleEvent Konser “ Mulak Tu Bonapasogit” 30 Desember Di Harian Boho Samosir
Next articleCerpen: Boru ni Tulang

25 COMMENTS

  1. Kisah yang mengharukan.
    Tarilu-ilu au manjaha.
    Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.

  2. Kisah yang sangat mengharukan.
    Sampe tarilu-ilu au manjaha.
    Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.

  3. Comment:cerita yang bagus,
    Memang cinta butuh pengorbanan!
    baca kisah ini gak krasa air mata keluar

  4. Alur ceritanya bagus…mengisahkan cinta sejati/power of love/holong situtu….kekuatan para peran juga sudah terlihat…tetapi cerita ditengah jalan sepertinya keliru,pada umumnya kalau jodoh yang ada hubungannya dengan pariban biasanya si laki-laki /anak namboru yang berjibaku untuk mendapatkan boru ni tulangnya.Tapi pada cerita diatas malah orang tua dan lae itu yang memaksa borunya supaya jadi sama berenya,coba di koreksi lagi….HORAS

  5. @Herbert Simatupang : Sepertinya begitu karena biasanya pihak pria yang mengejar paribannya, bukan sebaliknya. Btw cerita ini memberikan inspirasi bagi pasangan yang betul2 memaknai cinta sebenarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.