Dua tahun kemudian**
Disatu terminal bus travel,rute Jakarta-Bandung “Baraya”di daerah Pasteur,Bandung.Kala itu aku hendak pulang ke Jakarta,seusai menghadiri undangan pernikahan salah satu kawan yang berdomisili di Bandung,marga Silalahi.Sebelum menaiki bus travel ber kelas eksekutif itu,aku sengaja menghabiskan sebatang rokok disebuah warung dipinggir jalan,dekat pintu masuk terminal itu,segelas kopi hideung kupesan kepada si ceu..sipemilik warung itu.
Tak lama kemudian.
“Tin..tin…tinn..!!
Suara klakson Toyota Avanza hitam yang sengaja diparkir ditepi jalan yang jaraknya sekitar lima meter dari tempatku duduk,sejenak aku melirik kearah mobil itu,namun tak kupedulikan.dan kemudian kembali kureguhan kopi hideung si ceu..yang rasanya kian manis apalagi ditambah senyuman manis. mojang parahyangan siempunya warung itu..
“Tinn..tinn…tinn.!!”
Sipengendara avanza hitam itu kembali membunyikan klakson nya,sejurus kemudia,sosok seseorang tampak menjulurkan kepalanya keluar.
“Hoi…lae…!!”
“Hoi…lae Silalahi…!!”
Teriak sipengemudi avanza ke arahku,aku langsung merespon,ketika ia menyebut”Silalahi”.kemudian ia bergegas turun dari mobil itu,ia menghampiriku dengan tergopoh gopoh.
“Lae Silalahi kan?”katanya dengan wajah kaget..
“Bah…lae Jogi..?”jawabku tak kalah kaget.
Ia langsung memelukku dengan erat.
“Kemana saja kau lae..aku mencarimu ke tempat kontrakan kita dulu,tapi ternyata kau sudah pindah,pindah kemana kau?”sergah Jogi padaku.
“Seminggu sejak kau ke pulang ke Medan(menjemput Renita) aku pindah kedaerah Cempaka putih,sepi..!!sejak tak ada kau.!.apalagi dua hari sejak kau di medan tak bisa lagi nomor hp mu kuhubungi,kenapa nomor kau tak bisa dihubungi kala itu?”tanyaku pada Jogi.
“Nantilah akan kuceritakan semua perjalanku itu secara lengkap kepadamu lae,lagi ngapain kau di Bandung,?trus ngapain lae di Baraya ini?ayo..kita kerumah saja dulu.”
kata jogi sambil menarik tanganku masuk kedalam mobil.
Sepanjang jalan didalam mobil itu,aku sengaja kembali mengorek kisah perjalanan-nya sewaktu menjemput Renita dari Sidikalang berikut lika-liku yang dihadapinya.
Namun jogi hanya tertawa dan sesekali tersenyum sungging kepadaku.
“Hahaha….nantilah,akan kuceritakan semuanya padamu lae..”
Setengah jam kemudiankami tiba dirumah Jogi,sebuah kompleks Perumahan,di daerah Bandung Utara,kompleks itu dihuni mayoritas para kelas menengah,Rumah bergaya minimalis modern,type 42.bercat cream dengan kombinasi abu-abu.Setiba didepan rumah,lampu taman sudah tampak menyala.
Sosok wanita,dengan mengenakan pakaian tidur,tiba-tiba keluar dari dalam rumah,sembari membukakan pintu.
dialah Nyonya si empunya rumah itu.
Renita Florencia.S alias nyonya Jogi.
“Lihat mah…siapa yang kubawa…”
Kata jogi kepada Renita,yang seakan memberi kejutan dan surprise kepada istrinya itu.
“Hah…bang Silalahi,?
ketemu dimana sama bang Jogi..?
gimana kabarnya bang..?
darimana saja,kok lama tak ada kabar..?”
kata Renita bertubi-tubi,melayangkan pertanyaan padaku.
“Ayo.silahkan…masuk.”kata Renita ramah sembari mempersilahkan aku masuk kedalam rumah mereka.
“Punteun..”
Kataku bak orang sunda ketika memohon izin masuk kedalam rumah.
“sok atuh,,mangga…”
jawab si empunya rumah dgn tersenyum.
Wajah Renita terlihat semakin muda dan cantik,kulit nya kian putih dan terlihat makin seksi dengan kacamatanya,penampilanya sangat berbeda dibanding dua tahun lalu,entahlah mungkin faktor cuaca yang sejuk didaerah ini.membuatnya semakin cantik,atau karena Jogi semakin rajin memberi perhatian khusus tentang penampilan istrinya itu.entahlah..!!
Usai makan malam,sambil menikmati teh hangat,kemudian kami bertiga ngobrol panjang lebar,dan sesuai janji Jogi,untuk menceritakan perjalanan-nya ketika menjemput Renita ke Sidikalang sekitar dua tahun yang lalu,secara rinci dan detail.
Sesekali Renita ikut menimpali dan mengamini,saat Jogi menuturkan bagian-bagian detil kisah perjalanan mereka berdua kala itu,bahkan ada bagian yang sangat mengharukan,yang membuat Renita tak kuasa menahan air matanya,termasuk saat mereka malam itu kabur dari Sidikalang.dan terdampar di daerah Porsea,daerah yang teramat asing bagi Jogi dan Renita,yang kala itu hanya berbekal sisa uang 125 ribu,padahal malam itu juga,harus segera berangkat menuju Jakarta.
Sementara orang tua Renita beserta,keluarga namboru-nya di sidikalang sudah kalang kabut,saat diketahui Renita kabur dari Rumah sementara pesta sudah menjelang hitungan hari.semua keluarga berpencar mencari mereka berdua.namun hasilnya nihil.nomor ponsel jogi dan renita pun sudah berganti,praktis tak bisa dihubungi oleh siapa pun,bisa dibayangkan kegemparan yang terjadi saat itu dikedua keluarga Renita dan keluarga Namboru nya par sidikalang itu.
“Itulah kenapa nomor ku saat itu tak dapat dihubungi lae..”
Kata Jogi menjelaskan kepadaku.
“ooh…..ya..ya…”
kataku sambil mengangguk.
Singkat cerita,kemudian mereka sampai di Bandung,tinggal di Jakarta sengaja dihindari,untuk menutup jejak dari kejaran abangnya yang Kolonel itu.
Kemudian dua minggu sejak mereka dibandung,ahirnya mereka menikah di sebuah Gereja beraliran Kharismatik di Bandung,dengan proses yang sangat singkat dan sederhana,hanya dihadiri sekitar puluhan orang.itupun para jemaat sidang gereja itu.
(Renita kembali menitikkan air mata saat Jogi mengisahkan bagian ini)
Pahit getir kehidupan mulai mereka jalani berdua,diawal-awal menjalani bahtera rumah tangga,status hidup dalam pelarian,hidup dalam bayang-bayang ketakutan,selalu waswas dan diliputi rasa cemas,status Jogi benar-benar menjadi Buronan Mertua.!!
Hampir satu tahun lebih,hidup dalam pelarian itu dijalani oleh Jogi dan Renita di Bandung,selama itu pula hampir tiga kali berpindah pindah tempat tinggal,untuk menghindari kejaran pihak keluarga Renita,selama itu pula,komunikasi antara Renita dengan semua keluarganya putus total..!!
Hingga pada suatu ketika
Penuh inspirasi..
Cinta memang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan..
bahkan darah sekalipun 😀
Cinta sejati…………..
Itu lah cinta ^_^
Ceritanya bagus.. 😉
Salut bahh!!
Lanjutkan!!
sampe ro ilu manjaha cerita on.
@rosye:tapi gak sampai Manganguki kan? 😀
Sedih… cinta butuh pengorbanan
Dibuatkan aja film pendek, dengan ide ceritanya dari peristiwa ini.
Romeo Dan Juliet Dari tanah BATAK
Kisah yang mengharukan.
Tarilu-ilu au manjaha.
Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.
Kisah yang sangat mengharukan.
Sampe tarilu-ilu au manjaha.
Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.
Mantap hian abang
Cerita sederhana, pengaluran mantap, karakter tokoh na pe meyakinkan
Sukses ma buat abang
Kren… sesuai realita masa kini…
Super kren bahhh…
Sesuai realita kita batak masa kini..
Mengagumkan… Cinta penuh kasih Sayang
Mengagumkan. . . Cinta penuh kasih sayang.
Keren…
Menginspirasi…
Salut buat bg jogi & renita…
Comment:cerita yang bagus,
Memang cinta butuh pengorbanan!
baca kisah ini gak krasa air mata keluar
Terima kasih sudah membaca cerita pendek diatas. Salam
Alur ceritanya bagus…mengisahkan cinta sejati/power of love/holong situtu….kekuatan para peran juga sudah terlihat…tetapi cerita ditengah jalan sepertinya keliru,pada umumnya kalau jodoh yang ada hubungannya dengan pariban biasanya si laki-laki /anak namboru yang berjibaku untuk mendapatkan boru ni tulangnya.Tapi pada cerita diatas malah orang tua dan lae itu yang memaksa borunya supaya jadi sama berenya,coba di koreksi lagi….HORAS
@Herbert Simatupang : Sepertinya begitu karena biasanya pihak pria yang mengejar paribannya, bukan sebaliknya. Btw cerita ini memberikan inspirasi bagi pasangan yang betul2 memaknai cinta sebenarnya.
[…] Baca Juga: Cerpen: Kutunggu Kau di Sidikalang […]