“Terkadang aku tak kumengerti pemahaman orang tua kita ini terhadap anaknya,entah apa sebenarnya salah ku kepada nantulang itu,tapi memang sekilas Renita pernah bercerita kepadaku,jenjang pendidikan yang dianggap jomplang,antara aku dan Renita lah yang menjadi persoalan dan ahirnya membuat Nantulang itu sama sekali tidak menyukaiku.
ya..aku tau,dan aku sadar,aku hanya lulusan SMA,sedangkan Renita lulusan sarjana,katanya aku tidak layak berpacaran dengan Renita”
kata jogi melanjutkan.
“Lantas apa hubungannya dengan Renita,kok sampai di ekstradisi gitu dari Jakarta?”apa karena mereka tidak menyukaimu,lantas tidak merestui Hubungan kalian?”
“Ya..Itulah salah satu penyebabnya,dan kini semakin rumit dan urusannya kian runyam.”
“ah,,kau semakin berbelit-belit,cobalah kau ceritakan kronologis-nya,agar aku bisa memahami duduk persoalan kau ini yang sebenarnya,kita saling bertukar pikiran dan pendapat,syukur-syukur aku bisa beri pendapat dan masukan kepada kau,setelah aku memahami persoalan ini dengan jernih,setidaknya dengan menceritakan persoalan yang tengah kau hadapi, perasaanmu sedikit lega dan plong.”
jawabku mencoba meyakinkan jogi bak seorang ahli psikolog.
“Ya,,kemarin malam Renita dijemput tulang itu,datang diam-.diam,tanpa ada kabar pada renita terlebih dahulu akan kedatangannya.
Bahkan menurut cerita Renita,sesampai dikontrakan Renita,tulang itu membujuk seraya memohon,agar Renita segera pulang ke Medan,dengan alasan Nantulang itu dalam keadaan sakit kritis.
persoalannya bukan masalah sakit kritis Nantulang itu,bukan..!!,karena Renita yakin betul,itu hanya sandiwara mereka saja,dimana tujuan sebenarnya adalah untuk menjauhkan aku dengan Renita”
“Darimana kau yakin,itu hanya akal-akalan mereka?barangkali memang benar,mama nya Renita lagi sakit di medan,makanya dia dipaksa pulang.”
“Renita bilang sama aku,bahwa ia sempat komunikasi dengan teman seangkatan nya,yang kebetulan rumah mereka di medan saling berdampingan,dan menanyakan keadaan mama nya,dan dia bilang sehat dan tak ada masalah.”
Kata jogi melanjutkan..
“Bah…!!”
Seperti yang sudah pernah diceritakan jogi kepadaku sebelumnya,memang,orang tua Renita(Ibu nya) sangat tidak menyukai Jogi berteman dengan Renita sejak dulu,berulang kali Jogi meminta pendapat kepadaku akan hal ini,karena memang bukan sekali dua kali saja peringatan ini dialamatkan Ibunya Renita kepada putri bungsu nya itu.
bahkan suatu ketika,salah seorang abang Renita pernah langsung memperingatkan Jogi melalui telepon agar tidak mencoba coba mendekati adiknya itu.
“Jangan mimpi kau,camkan itu.!!faham..?”
kata Abangnya yang berpangkat Kolonel itu,kepada Jogi dengan nada keras,diahir percakapan mereka melalui telepon kala itu.
Penuh inspirasi..
Cinta memang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan..
bahkan darah sekalipun 😀
Cinta sejati…………..
Itu lah cinta ^_^
Ceritanya bagus.. 😉
Salut bahh!!
Lanjutkan!!
sampe ro ilu manjaha cerita on.
@rosye:tapi gak sampai Manganguki kan? 😀
Sedih… cinta butuh pengorbanan
Dibuatkan aja film pendek, dengan ide ceritanya dari peristiwa ini.
Romeo Dan Juliet Dari tanah BATAK
Kisah yang mengharukan.
Tarilu-ilu au manjaha.
Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.
Kisah yang sangat mengharukan.
Sampe tarilu-ilu au manjaha.
Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.
Mantap hian abang
Cerita sederhana, pengaluran mantap, karakter tokoh na pe meyakinkan
Sukses ma buat abang
Kren… sesuai realita masa kini…
Super kren bahhh…
Sesuai realita kita batak masa kini..
Mengagumkan… Cinta penuh kasih Sayang
Mengagumkan. . . Cinta penuh kasih sayang.
Keren…
Menginspirasi…
Salut buat bg jogi & renita…
Comment:cerita yang bagus,
Memang cinta butuh pengorbanan!
baca kisah ini gak krasa air mata keluar
Terima kasih sudah membaca cerita pendek diatas. Salam
Alur ceritanya bagus…mengisahkan cinta sejati/power of love/holong situtu….kekuatan para peran juga sudah terlihat…tetapi cerita ditengah jalan sepertinya keliru,pada umumnya kalau jodoh yang ada hubungannya dengan pariban biasanya si laki-laki /anak namboru yang berjibaku untuk mendapatkan boru ni tulangnya.Tapi pada cerita diatas malah orang tua dan lae itu yang memaksa borunya supaya jadi sama berenya,coba di koreksi lagi….HORAS
@Herbert Simatupang : Sepertinya begitu karena biasanya pihak pria yang mengejar paribannya, bukan sebaliknya. Btw cerita ini memberikan inspirasi bagi pasangan yang betul2 memaknai cinta sebenarnya.
[…] Baca Juga: Cerpen: Kutunggu Kau di Sidikalang […]