Simalungun: Cagar Alam Batu Gajah

6
Batu Gajah - bentuk anak gajah

Simalungun: Batu Gajah  di Dolokpanribuan – Tiga Dolok tepatnya terletak di Dusun Pematang Desa Negeri Dolok Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara, adalah salah satu Cagar Alam di Kabupaten Simalungun yang dikenal sangat keramat.

Konon tempat ini dulunya adalah tanah larangan dan keramat (angker) oleh Raja-raja Simalungun merupakan tempat beribadah bagi para umat pemeluk agama Hindu yang berasal dari India. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda ditetapkan sebagai daerah larangan atau Natuurmonument pada tahun 1924, surat bersertifikat Zelfbestuur Besluit 1924 No. 24 tanggal 16 April 1924.

Pada sertifikat tersebut menerangkan luas area 0,80 ha menetapkan daerah tersebut menjadi pusat Cagar Alam. Saat ini Batu Gajah menjadi wilayah kerja Seksi Wilayah Konservasi II Rantau Prapat, Balai KSDA Sumatera Utara II.

Saat team Gobatak.com mengunjungi situs Batu Gajah (pertengahan September 2011), tempat ini tidak begitu dirawat. Disamping struktur batu yang rapuh menyebabkan beberapa batu-batu yang mirip binatang disana sudah tidak jelas, tidak mirip dengan binatang pada umumnya. Oleh faktor alam dan cuaca serta mungkin juga oleh ulah manusia, batu-batu tersebut terlihat rusak. Juga banyak semak tumbuh sumbur hingga menutupi gambaran aslinya. Aliran sungai yang dulunya tinggi hampir mengenai salah satu batu Anak Gajah seperti foto yang diabadikan oleh Kolonial Belanda, saat ini jauh dan surut.

Keterangan Foto:
Nederlands: Repronegatief. Een Europeaan op een stenen olifant in het gebied van de Simalungun-Batak. Date     ca. 1938. Source: Tropenmuseum

Daerah Cagar Alam Batu Gajah yang diapit dua aliran sungai, yakni Bah Kisat dan Bah Sipinggan yang diduga tempat penyipanan benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai historis religius terlihat dari batu-batuan yang berbentuk binatang seperti : Batu Gajah (batu yang bentuknya menyerupai gajah) sebanyak 2 buah, Batu katak sebanyak 1 buah, Batu Ulok (Ulok berasal dari daerah Tapanuli yang berarti ular) sebanyak 1 buah, Batu lesung sebanyak 1 buah dan Batu Karang sebanyak 1 buah.

Video Liputan:
[tube]http://www.youtube.com/watch?v=Ajj57POP0dA[/tube]

Bagi pengunjung ketempat ini disarankan untuk lebih berhati-hati saat mengeksplor, disebabkan jalan ke atas sangat sempit, curam, terjal dan bebatuan yang licin dan rapuh. Untuk mencapai kawasan Cagar Alam Batu Gajah dapat ditempuh rute sebagai berikut :

1. Medan – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Dolok Panribuan (Tiga Dolok), Rute ini ditempuh dengan jarak 153 km dengan waktu tempuh selama + 3 s/d 4 jam.

2. Medan – Berastagi – Kabanjahe – Merek – Tiga Runggu – Parapat – Dolok Panribuan (Tiga Dolok), Rute ini ditempuh dengan jarak 202 km dengan waktu tempuh selama + 4 s/d 5 jam perjalanan.

Foto-foto:

Untuk mencapai jalan masuk ke kawasan Cagar Alam Batu Gajah dapat ditempuh dengan menggunakan bus atau angkutan umum. Namun dari jalan aspal Tiga Dolok tepatnya hingga simpang Batu Gajah untuk masuk ke Dusun Pematang Desa Negeri Dolok tempat beradanya kawasan sejauh + 3 km tidak tersedia angkutan umum dengan kondisi jalan yang telah beraspal.

Dari Dusun Pematang dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang sudah bersemen sejauh + 300 meter.

Ayo gabung di fans page Facebook nya gobatak Klik Disini, sambil minum Kopi Luwak Lintong yang asli dari tanah Batak Order Disini | Silahkan membuat tautan balik (backlink) situs ini (https://www.gobatak.com) pada website atau blog pribadi anda – untuk memasang iklan di situs gobatak, silahkan email kami di alamat ini: parhobas@gobatak.com | Mauliate. Horas

Previous articleGoreng Godok-godok Tetap Yang Paling Enak
Next articleUlos Batak Hadir Di Festival Indonesia Di Melbourne

6 COMMENTS

  1. saya nama elbinel sidabukke sekarang tinggal di bandung dan dari dulu sejak kecil hingga dewasa saya selalu lewat batugajah tersebut dan saya suka duduk duduk diatasnya ,dan di dalam foto yng saya lihat tidak ada gambar gajah yng besar yang dililit ular ,saya lewat dari sana karena kami punya ladang di samping batu gajah tersebut dan juga masih ada disana diatasnya bekas rumah yang sudah tidak terawat ,juga pernah ditemukan disana emas berbentuk palakka artinya tempat untuk makanan karena besar maka mau ngambil kampak supaya bisa dibelah , ternyata setelah kampak dibawa ternyata emas tersebut sudah tidak ada lagi alias menghilang ,dan dulunya daerah tersebut terkenal dengan tempat tuan dolok karena mama saya juga br sinaga yang masih ada kaitan dengan tuan dolok , dan masih ada yng angker disana diatasnya namanya pokkalan lupung (sejenis daerah yang hutannya masih asli) dan yg lama sekali kedaerah tersebut adalah bapak saya st p. sidabukke , ,kami tinggal di kp pamatang , dan saya sekarang tinggal di bandung dan bekerja di kepololisian

  2. Nama saya Manunggul Samosir, asal kampung Silimapuluh kec. Dolok Panribuan Kab. Simalungun SUMUT sekarang tinggal di Abepura Jayapura Papua. Dulu waktu masih SD Negeri Pamatang saya sering mandi di daerah situs Batu Gajah itu dan pernah naik sampai ke puncaknya, di sana ada kuburan mungkin kuburan keluarga raja raja dulu. sebenarnya situs ini sangat bagus untuk daerah tujuan wisata, namun jauh dari perhatian pemerintah daerah. mudah mudahan saya masih bisa mengunjungi tempat itu lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.