Tiba-tiba dua orang Gadis berusia belia menghampiri ku
“Bang,,bisa pinjam handphone sebentar gak.mau sms teman”
kata salah seorang gadis yang tiba-tiba berdiri dihadapanku,setelah kuberikan sepertinya dia menghubungi seseorang,entah itu siapa,dan setelah itu dia mengembalikan-nya kembali kepadaku serta mengucap terima kasih.
“oh ia,,,marga apa bang?”katanya lagi sambil menyodorkan tangannya
“Silalahi”jawabku dengam senyum tersungging.
“Herlina boru manik,,” jawabnya lagi,sembari kedua tangan kami saling besalaman.
“oh ya,paribanku kalau begitu,mama boru manik,,”jawabku singkat
“wah,,,pariban ternyata” jawab nya lagi.
tapi entah kenapa gadis
yang awalnya mengaku bernama Herlina ini gampang sekali tersenyum saat itu,obrolan kami begitu cair dan cepat nyambung,dan semakin lama kian ada getaran-gataran yang kurasakan kala itu,kemudian obrolan kami lanjutkan di sebuah warung.bercerita pengalaman kami masing-masing,dan diahir pembicaraan kami yang singkat itu,kami sepakat untuk kembali bertemu besok hari minggu di tempat ini.
Saat aku bangun pagi,inong mengatakan padaku bahwa si Bintang pulang dari Medan,” dia kemarin datang ke rumah tapi inong bilang kau sedang pergi ke Dolok Simarjarungjung
“Pergilah kau kerumah Tulang mu jumpai paribanmu itu.”kata inong membujuk ku.
“nanti sore saja inong,aku mau ke dolok panatapan?
“memang siapa mau kau jumpai disana?”tanya inong menyelidik,aku hanya tersenyum kepada-nya,
Siang itu aku bermaksud hendak ke rumah Tulang,habis itu ke Simarjarunjung untuk bertemu kembali dengan si boru manik yang berhasil membuat jantungku berdegup kencang dan penasaran itu.
Ketika tiba di rumah Tulang,tak tampak ada sosok gadis disana
“kemana si Bintang Tulang,,kata inong dia sudah pulang dari medan”.
”bah,memang belum ketemu kalian,dia kemarin dari rumah,,”
“ia Tulang kata inong juga begitu,kemarin aku ke simarjarunjung makanya kita tidak ketemu,”
“barusan dia pergi sama kawan-kawan-nya naik kreta(motor)katanya mau ke rumah kawan-nya,dan pulangnya katanya sore,entah mau kemana mereka itu,”kata tulang melanjutkan.
aku pun pamit dari rumah Tulang dan segera meluncur ke Dolok Simarjarunjung
Saat aku tiba disana,kulihat si boru manik telah menungguku di tempat kemarin kami bertemu,segera aku menghampiri nya.
“Sudah lama menunggu ya”
sapaku basa basi,senyum manis pun segera mengembang dari bibir tipis-nya yang mirip seperti bibir aktris Hollywood Cathrine Zeta Jones itu.
“ah,,,tidak juga kok iban,,baru cuma lima menit”
jawabnya manja.
dari Dolok Simarjarunjung,kemudian aku mengajaknya ke tepi pantai Danau Toba, dekat sebuah Tanjung,di iringi hembusan semilir angin dari arah Pulau Samosir yang terlihat jelas diseberang danau toba.gemercik hempasan suara ombak membentur bebatuan yang berserak ditepi pantai kian menambah suasana romantis disore itu.
senja kian beranjak,semakin menambah suasana romantis saat itu,pantulan cahaya jingga berkilauan diatas riak-riak danau toba.
Obrolan kami mengalir datar,hingga ahirnya
pembicaraan kami sampai pada topik mengenai jodoh,dan ahirnya kuceritakan apa yang sedang kualami kini,dengan setia dia medengarkan semua ceritaku,dia berusaha menjadi seorang pendengar yang baik,dan memberi masukan,atas apa yang dia anggap baik,cara pandang-nya menyikapi sesuatu persoalan tergolong dewasa dan luwes,gaya bicaranya sedikit manja,namun tetap menunjukkan ketegasan dan penuh prinsip ,”sungguh manis pariban ku ini”diam-diam rasa kagumku kian membuncah kepadanya.


Ai dia do, tanggung nai cerpenon bah…
[…] menikah sebab sudah layak untuk berumah tangga. Namun si Anak perempuan tersebut tidak kunjung berjodoh. Anaknya baik, namun setiap laki-laki yang datang menghapirinya selalu gagal memasuki jenjang […]
[…] Baca juga: Cerpen Boru Ni Tulang […]