Cerpen: Boru ni Tulang

3

Tanpa kusadari Inong menghampiriku dari belakang sambil memegang pundak ku,inong tau betul apa yang kurasakan saat itu.ucapan-nya seakan menenangkan segala kegalauan pikiranku saat kami berada didepan pusara Among,kemudian Inong membasuh wajahku dan menaburi bunga diatas makam Among.
”Pasahat ma,aha nadibagas roha mi amang”katanya lirih…
Sepulang dari makam among,aku bergegas ke rumah Tulang,yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kami,disana aku masih menemukan sosok Tulang yang sama seperti dulu ketika aku masih di kampung ini,guratan di wajah-nya mereflesikan usianya yang kian menua,Rambut nya kian ditumbuhi uban hingga terlihat makin memutih,gaya bicaranya tak berubah,masih seperti dulu,tegas,serius dan adakalanya meledak ledak.
Saat becerita panjang lebar dengan Tulang,tiba-tiba pembicaraan kami langsung mengarah ke jodoh.

”Ah,inilah topik yang paling kuhindari Tulang,”ujarku sambil terkekeh.

“bah,hindari gimana maksud kau,bukan nya umurmu sudah duapuluh tujuh?”

“ia tulang,,memang sudah 27,tapi kalau Tuhan belum menunjukkan jodoh buat kita lantas kita mau bagaimana?”jawabku mencari pembenaran.

“semakin jauh perjalanmu,semakin lupa kau kutengok sama kekeluargaan ini.

“Loh,,maksud tulang bagaimana?aku kurang paham maksud tulang,”jawabku pernasaran.

“Pasti pariban mu si Bintang tak kau kenal lagi sekarang kan?”
dia menyebut nama paribanku paling bungsu itu.

“hmmm,,,,, masih ingat tulang,tapi wajahnya aku sudah lupa,,”

sambil aku berdiri melihat jejeran foto-foto keluarga yang dipajang di dinding tembok ruang utama.

“Dia sudah lulus Kuliah,dan sekarang bekerja di Medan,biasanya dia pulang sekali sebulan,kebetulan minggu besok dia pulang”katanya melanjutkan.

sesekali aku menganguk-anggukkan kepala mendengar semua penuturan tulang,dan berpikir sosok si Bintang yang dulu kutinggalkan,saat masih duduk dibangku SD kelas empat itu,meski demikian aku tetap mempertimbangkan saran dan masukan yang diberikan oleh tulang,dan yang pasti seperti nya dia amat serius akan hal ini,karna aku tau persis sosok Tulang ini sejak dulu.
Keesok hari-nya sambil bercita-cerita dengan Inong,aku menceritakan apa yang kami perbincangkan kemarin sore dengan Tulang sewaktu di rumah-nya,dan sengaja mengorek informasi tentang Bintang,aku menanyakan beberapa hal kepada Inong,seperti apa sikapnya terhadap inong selama ini,belum selesai aku menanyakan hal itu kepada inong,ia langsung memotong pembicaraan ku.

1
2
3
4
5
6
7
8
Previous articleCerpen: Kutunggu Kau di Sidikalang
Next articleCerpen: Kasih tak Sampai Dari Afdeling

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.