Pesta Danau Toba Akan dilaksanakan akhir tahun demikian peryataan Plt. Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho dan kepanitiannyapun sudah dibentuk. Pesta akbar yang mengangkat keberadaan Danau Toba biar semakin dirindukan dan dikunjungi para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing (internasional) janganlah hanya sekedar seremonial yang hanya sekedar hiburan tahunan.
Dari pelaksanaan Pesta Danau Toba, Tanah Batak, Pulo Samosir dan Danau Toba mengharapkan adanya perobahan yang membaikkan dan membesarkan kebaikan bagi alam dan penghuninya, terlebih masyarakat Batak yang berada dilingkungan Danau Toba sekitarnya.
Dari pelaksanaan Pesta Danau Toba marilah kita menunjukkan Danu Toba Yang indah dipangkuan, jangan indah dipandang mata dari Simarjarunjung, Sipiso-piso, Tele, Sipinsur, Huta Ginjang, Dolok Tolong dan Dolok Pusuk Buhit. Marilah kita benahi penderitaan Tanah Batak, Pulo Samosir, Danau Toba yang saban hari menangis dan dirundung kesedihan gundah gulana karena kerusakan alam disekitarnya serta limbah dan polusi yang mencemarinya.
Bagaimana Tanah Batak, Pulo Samosir, Danau Toba merasa bahagia dengan pesta akbar yang begitu meriah bila alam sekitarnya sudah menderita karena hutan alamnya sudah habis digundul yang membuat tanahnya gersang serta aliran sungainya mengering. Ditambah dengan pencemaran limbah dari sekitarnya baik itu dari rumah tangga, hotel, industri dan yang paling menyedihkan peternakan babi di Simarjarunjung.
Sangatlah disayangkan, peternakan tersebut sangat mengganggu ketenangan dan kedamaian Danau Toba, marilah kita berpikir dengan realita, bisa-bisanya peternakan babi berdiam diatas Danau Toba yang indah, sakral, mistis historis.
Dari perhelatan akbar pesta Danau Toba, Tanah Batak, Pulo Samosir, Danau Toba mengharapkan dan memimpikan pemulihan alam yang membaikkan dan membesarkan kebaikannya yang memulihkan nama, keindahannya sedia awal mula.
Tulisan dikirimkan melalui email: parhobas@gobatak.com dan di posting di gobatak.com
Ditulis oleh: Ojak Tampe Raja Mangaraja Silaban
Tinggal di Medan – Sumatera Utara
Masalah kita adalah kebiasaan melakukan pesta sebagai tujuan akhir. Begitu pesta selesai, kita kembali pada rutinitas lama (doing business as usual) sambil menunggu pelaksanaan pesta berikut. Padahal pesta itu hanya salah satu bagian dari strategi untuk mencapai tujuan.
http://parlindunganpardede.wordpress.com/
[…] berharap kepada pemerintah daerah mengajukan acara ini dijadikan acara rutin setiap tahun seperti Pesta Danau Toba. Ini adalah suatu cara tersendiri bagi penyelenggara kegiatan rohani dijadikan agenda tambahan […]