Sabtu 9 April 2011, Negara Belanda bahkan dunia sangat dikejutkan dengan berita penembakan yang secara brutal oleh seorang warga sipil Belanda di kota kecil Alphen aan den Rijn. Penembakan yang membabi buta ini persis terjadi di pusat perbelanjaan warga setempat Riderhoof. Aksi gila si pelaku ini dilakukan disaat warga setempat sedang asyik berbelanja untuk kebutuhan sehari harinya, tepat pada jam 12.00 siang.
Si pelaku berjalan dari tempat dimana dia memarkir mobilnya di bawah gedung perbelanjaan yg berjarak dekat kedalam gedung, langsung mengarahkan dan menembakkan senjata mesinnya kearah sekelilingnya, sehingga membuat orang sangat panik. Kejadian ini telah memakan korban dimana, 6 orang warga setempat meninggal, 17 orang luka luka, setelah itu sipelaku mengarahkan senjatanya ke kepalanya, sehingga sipelaku juga mati di tempat.
Sesuai investigasi yang dilakukan oleh pihak terkait, si pelaku adalah asli warga negara Belanda non campuran, bernama Tristan van der Vlis berumur 24 tahun. Dia adalah salah satu anggota dari sport club , dan memiliki ijin memegang senjata. Namun senjata mesin yang dia gunakan dipenembakan itu adalah hasil rakitan dia sendiri, sesuai dengan yang diberitakan oleh salah satu tv chanel Belanda.
Minggu 10 April 2011, penduduk bersama Walikota setempat dan juga Perdana Menteri Belanda Mark Rutte turun langsung ke Alphen aan den Rijn, untuk sama sama mengheningkan cipta, dan meletakkan bunga di tempat kejadian
Kejadian ini telah membuat warga setempat paranoid untuk bepergian belanja terutama ke Riderhoof.
Tempat perbelanjaan ini kembali di buka hari Senin 11 Apri2011, namun penduduk masih enggan bepergian. Namun beberapa para pemilik toko yang ada di gedung itu dengan perasaan masih sangat sedih, dan paranoid memasuki gedung, untuk membereskan tokonya masing masing.
Merupakan suatu hari keberuntungan buat salah satu warga Samosir – Sumtra Utara , keluarga Manik yang tinggal di kota ini, yang hanya berjarak 500 meters dari rumahnya, tidak bepergian belanja pada saat kejadian. Yang mana biasanya, setiap hari Sabtu, mereka belanja di tempat kejadian tersebut.
[…] Acara Pesta Batak Martumba yang dirangkai oleh panitia akan menampilkan persembahan acara budaya Batak diantaranya Tari Tortor dari Group TorTor Batak & Sironauli Dance, serta persembahan khusus sebuah Tortor Hahomion (sakral) oleh warga Batak yang tinggal di Belanda. […]
[…] saat itu maka pada tanggal 1 Januari 1949 beliau dipindahkan ke Kota Parapat. Disebuah rumah milik pemerintahan Belanda persis berada di tepi Danau Toba. Bila kita berdiri di bangunan dan memandang kedepan, maka akan […]
Comments are closed.