Sebuah kentungan kayu raksasa telah diresmikan di Samosir pada Kamis 20/12/2012. Berlokasi di kampung Sigale-gale, kentungan raksasa setinggi 14 meter ini berdiri. Monumen ini dibuat dari satu kayu utuh dan memakan waktu selama tiga bulan dalam pembuatannya.
Kentungan adalah salah satu kearifan budaya yang berupa instrumen bambu yang dipukul sehingga menghasilkan bunyi yang khas. Bunyi yang dihasilkan inilah yang berfungsi sebagai sinyal atau kode atau penanda sebuah peristiwa dalam masyarakat pada zaman dulu. Kapolres Samosir AKBP Donny SH Damanik Sik mengatakan bahwa monumen berupa kentongan ini dibangun sebagai peringatan terhadap warisan budaya yang memiliki nilai dan makna dalam rangka penting keamanan dan ketertiban dalam masyarakat yang digali dari perspektif budaya masyarakat Samosir. Peresmian kentungan raksasa ini juga merupakan rangkaian dari kegiatan peresmian Ulubalang Samosir dalam kampanye Kamtibmas dan Kamseltibcar Lantas yang diadakan di lapangan bola desa Ambarita pada hari yang sama.
Pembangunan monumen kentungan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kearifan lokal Samosir yaitu penjaga kemanan Ulubalang yang menggunakan kentongan sebagai alat komunikasi. Melalui suatu kode suara, kentungan ini dipukul untuk memberitahukan suatu keadaan kepada masyarakat.
Dengan menghidupkan kembali konsep pranata sosial Ulubalang dan kentungan ini, diharapkan juga dapat menjadi daya tarik khusus bagi pariwisata di Samosir. Disamping juga untuk mendukung terciptanya kemanan dan ketertiban masyarakat di Samosir sehingga ikut memberi kenyamanan bagi pengunjung yang datang berwisata ke Samosir.