Mengapa selalu di tempat seperti ini diadakan “Rapot Bius” (rapot bius = rapat yang diadakan raja huta untuk membuat/ memutuskan hukuman/ peraturan dikampung), ditoru ni jabijabi/ Hariara=dibawah pohon beringin. Konon, sangat dipercayai oleh orangtua bahwa ditempat ini sangat dikeramatkan selain memang tempat ini sangat teduh terlindung dari terik matahari.
Harihara yang kami kungjungi kali ini adalah salah satu hariara tertua yang berumur kira-kira 200-an tahun, terletak di Huta Pea Sibabulan Tarutung. Pohon Hariara ini persis terletak di tepi Aek Godang (sebutan Aek/ Sungai dari pertemuan Aek Sigeaon dan Aek Situmandi).
Lalu kita mencoba untuk bertahan selama satu jam ditengah pohon Hariara, sendiri. Memang sangat teduh dan nyaman, namun perasaan ita merasakan ragam bunyi-bunyian disekitarnya membuat kita agak seram.
[…] Pohon Hariara ini merupakan pohon yang menjadi ciri khas budaya Batak yang diturunkan dari beberapa generasi awal, tepatnya ketika pada saat daerah di sekitar Danau Toba belum dimasuki oleh ajaran-ajaran agama. Maka untuk menjadi panutan hidup, masyarakat Batak mempercayai tentang keberadaan pohon ini sebagai penentu kehidupan dan pengambilan keputusan. […]
[…] Pohon Hariara ini merupakan pohon yang menjadi ciri khas budaya Batak yang diturunkan dari beberapa generasi awal, tepatnya ketika pada saat daerah di sekitar Danau Toba belum dimasuki oleh ajaran-ajaran agama. Maka untuk menjadi panutan hidup, masyarakat Batak mempercayai tentang keberadaan pohon ini sebagai penentu kehidupan dan pengambilan keputusan. […]
Comments are closed.