Anjing adalah hewan lucu yang terkenal setia pada tuannya. Bahkan ada anecdote yang mengatakan bahwa anjing lebih sering terkesan lebih setia daripada seorang istri (bah!) dengan alibi, yang pertama kali menyambut seorang suami di rumah adalah si Mophi dan si Blacky dengan gonggongan khasnya.
Namun, bagi beberapa negara di dunia, menyantap daging anjing, entah sebagai sup atau diolah menjadi jenis masakan lain, bukanlah hal aneh. Bagi masyarakat Korea, sebagaimana yang Gobatak kutip dari inilah.com, daging anjing dipercaya berkhasiat meningkatkan stamina, sirkulasi darah, sumsum tulang, dan meningkatkan nutrisi. Bahkan, anjing menjadi menu utama yang paling dicari selama musim panas. Bahkan, di Korea Utara, pemerintah mengadakan lomba masak dengan anjing sebagai bahan utamanya. Untuk memperhalus penyebutannya, daging anjing diberi kode Dangogi.
Di China, sebagaimana yang Gobatak kutip dari UMY, ada jenis menu masakan dengan anjing sebagai bahan utamanya, menggunakan proses yang membuat hati miris. Bagaimana tidak, hewan setia itu dipukul sampai mati, kemudian dikuliti, digepengkan lalu dikeringkan. Bahkan bagi masyarakat Cina, daging anjing dipercaya bisa meningkatkan libido lelaki.
Di Indonesia sendiri, di beberapa provinsi yang penduduknya non-Muslim, daging anjing masih diminati. Di antaranya di Menado, Minahasa, dimana daging anjing ini diberi kode RW. Di Solo dan Jogja, dinamakan jamu atau tongseng asu, atau sengsu. Di masyarakat Batak, terlebih Tapanuli Utara, daging anjing ini dikenal dengan kode B1 alias tambul biang. Bagi umat Muslim, menyembelih dan memakan daging anjing ini dilarang.
Di masyarakat Batak, daging anjing ini biasa dihidangkan sebagai pendamping tuak, alias sebagai tambul. Meminum tuak dirasa kurang nikmat apabila tidak ada tambul yang mendampinginya. Selain itu, permintaan akan daging anjing akan meningkat apabila demam berdarah dan tifus sedang mewabah. Daging anjing ini dipercaya bisa membantu penyembuhan penderita tifus dan demam berdarah.
Kini, tambul biang ini menjadi salah satu makanan khas yang seringkali dijadikan makanan favorit bagi orang Batak. Tentu saja, butuh perjuangan dan trik yang hebat untuk ‘mengakali’ bau yang tertinggal di dalamnya. Bagi masyarakat Batak, daging anjing kini telah menjadi ‘makanan favorit’ yang ‘wajib’. Untungnya, sejauh ini, populasi anjing belum habis meski sudah disembelih dan disantap oleh banyak orang. Entah bila anjing-anjing malang itu punya kesempatan hidup. Kasihan juga kan, kalau hewan yang setia dan lucu ini mesti punah karena di-tambul-kan.
bah terancam nyawani si belo…
😀
tergantung…
kalau si belo nya disayang-sayang g akan terancam kok nyawanya
asal ma dang i tambulhon da
memang toho do have, asal laho tiba natal dohot taon baru akka biang jot jot do mamrmagoan
YES YES OK HANCURKAN CINA HANCURKAN CINA YESSS
Saya meskipun tidak dilarang makan daging anjing tetapi saya termasuk yg tidk doyan itu daging dan saya juga termasuk senang dengan binatang ini karena kalau di latih dia bisa sebagai penjaga rumah, penjaga kebun ataupun ternak. Namun saya tidak kontra juga terhadap pemakan daging anjing apalagi sebagai obat deman berdarah yg paling manjur manakala trombosit sudah tinggal 3000 dikasi minum kaldu anjing dalam waktu singkat trombisit langsung naik. Orang Batak, Cina dan Korea sebagai Predator daging anjing sebetulnya perlu juga didukung oleh masyarakat yang tidak menyukai anjing alias binatang haram agar binatang ini dapat segera habis dan tentunya menjadi aman dari gangguan jilatan binatang ini yang katanya sebagian besar masyarakat di Indonesia najis dan harus dicuci sampai beberapa kali….
saya batak. saya muslim.
air liur anjing mmg najis, namun tdk membuat saya menjauhi anjing. cukup waspada dg karakternya yang terkenal galak dan tdk mengkonsumsinya. pun di dlm agama saya diperbolehkan memelihara njing dg beberapa persyaratan tentunya.
prinsipnya sih, bila mmg ada materi lain yg menduduki peringkat di atas daging anjing utk menyehatkan dan telah baik teruji di laboratorium oleh tmn2 peneliti dari berbagai bangsa, knp harus menjatuhkan pilihan kpd hewan2 yg pun sebenarnya bukan hewan ternak dan berpeluang besar berkarakter zoonosis.
kenikmatan? bukanlah patokan yg dijadikan alasan mengkonsumsinya. bahkan ada org yg nikmat sekali ketika bisa mengkonsumsi tanah atau obat nyamuk bkr. so, bijaklah memilih bhn makanan yg dikonsumsi, efek yg tjd mmg tdk langsung. lagian jg populasi anjing tdk akan habis bila tdk cerdas mengendalikan pertambahan keturunannya. makin konsumtif, artinya permintaan makin tinggi, dan org2 disana semakin membiarkan anjing beranak pinak demi kebutuhan ekonomi.
Semoga yg pada sengaja ngambil anjing orang , anaknya juga ilang. Pengeluaran orang pelihara anjing tu ngelebihin anak.
Vaksin 600k
Steril 700-1jt
Makan tiap bulan 300k
Mandiin seminggu sekali
Tidur bareng , jalan2 bareng ,,,
Shampoo , vitamin , baju ,, kalung , name tag
Silahkan makan daging anjing , asalkan TERNAK SENDIRI BUKAN NYOLONG.
kalau terus aja kelakuan batak sama kupang nyolong2 anjing di bali. Kesannya kaum apa coba ??