Sejauh ini, ada 3 Batak di dunia. Batak-nya Indonesia, Batak-nya Filipina, dan Batak-nya Bulgaria. Nah, perbedaannya adalah, Batak Indonesia dan Batak Filipina itu adalah etnis, sementara Batak Bulgaria itu adalah nama kota. Namun, tulisan ini akan mencoba membandingkan Batak-nya Indonesia dengan Batak-nya Filipina yang katanya memiliki kedekatan.
Seperti yang Gobatak kutip dari ridhogreat.wordpress, ada kedekatan tersendiri antara suku Batak di Filipina dengan suku Batak Indonesia, hanya saja, suku Batak Indonesia barangkali lebih “wah”. (suku Batak Filipina itu lebih sering mengelompokkan diri mereka sebagai Negrito). Mereka dikenal sebagai etnis yang gampang curiga terhadap orang baru (mengingatkan penulis pada sejarah nenek moyang bangso Batak yang mudah curiga, terlebih pada si bontar mata). Meski demikian, mereka terkenal pemalu dan damai. Hmm. Batak Indonesia, apakah juga seperti mereka, pemalu?
Juga menyembah banyak dewa, (persis bangso Batak-nya Indonesia). Salah satu dewa yang mereka sembah disebut Panyeon, yang selalu curiga kepada orang-orang baru, namun selama orang tersebut tidak menyalahgunakan sumber daya hutan, maka roh tersebut tidak akan mengganggu mereka. Selain itu, ada pula roh yang dinamakan Diwata, roh baik hati. Bagi orang Batak Filipina ini, mempersembahkan sesajen kepada para dewa adalah obligatory yang mesti dilaksanakan secara regular. Nah, selanjutnya, (barangkali hal ini sudah menjadi kebiasaan dan cirri khas semua suku) mereka percaya dengan adanya dukun sebagai perantara mereka untuk berbicara dengan para roh. Dukun ini juga dipercaya bisa menyembuhkan orang sakit. Jadi, seperti halnya orang Batak Indonesia, Batak Filipina juga memegang teguh adat ini, seorang dukun memegang double duty, sebagai ahli nujum dan sebagai tabib.
Sekarang ini, etnis Batak Filipina diketahui sudah semakin sedikit. Barangkali, hal ini karena mereka hidup terisolir (atau lebih tepatnya terbatasi) oleh hutan yang membatasi akses mereka terhadap dunia luar. Atau juga barangkali karena mereka mendapat tekanan dari kelompok imigran yang kemudian membunuh perlahan budaya mereka. Seperti dilansir oleh ProtoMalayan, belakangan, jumlah member etnis Batak yang menikahi sesama Batak sebagaimana budaya, sudah semakin minim.
Dulunya, etnis yang dikenal pendamai dan pemalu ini hidup secara nomaden. Kini, mereka tetap suka melakukan perjalanan ke hutan hingga berhari-hari, sekalipun pemerintah Filipina telah menempatkan mereka di desa-desa kecil. Hal ini bisa dimaklumi, karena mereka tinggal di daerah yang kurang subur, dan untuk bisa bertahan hidup, mereka hanya bisa menggabungkan keterampilan berburu, bertani, dan berdagang mereka. Mereka menjual hasil-hasil hutan untuk bertahan hidup.
Etnis ini dikenal berambut keriting, bertubuh kecil dan berkulit hitam. Sekilas, tampak mirip dengan Negrito, sekilas condong kepada suku Kubu, namun ada juga yang berpendapat mereka mirip dengan suku Dayak Ngaju , Sunda dan Melayu. Namun, setidaknya, etnis ini memiliki beberapa kosa kata yang mirip dengan Batak-nya Indonesia.
Nah, menurut Anda, kita sama dengan mereka atau tidak?
Banyak kosa kata bahasa philipina menyerupai bahasa indonesia terutama melayu