Banyak hal yang mesti diluruskan seputar Sumatera Utara dan Batak-nya. Sumatera Utara sering kali dilihat sebagai tanah Batak, maka tak asing lagi bila ketika kita memperkenalkan diri dan mengatakan kita berasal dari Sumatera Utara, maka akan terdengar celetukan, “Batak ya?” Faktanya adalah, Sumatera Utara dihuni oleh banyak suku, pluralism telah menjadi cirri dari provinsi ini, bahkan Batak-nya saja sudah mencapai beberapa puak.
Lain lagi dengan Melayu, Jawa, Padang, bahkan Tionghoa dan keturunan India serta Timur Tengah yang mendiami wilayahnya. Jadi, “Sodara-Sodari”, Sumatera Utara bukan milik Batak sepenuhnya!
Selanjutnya, kenyataan yang kita hadapi adalah, “Wah, kotanya sarang preman kan?”
Bah. Hal ini sudah menjadi hal biasa, maka orang Batak yang katanya ‘kasar’ pun akan mencoba menjelaskan semampunya. Untung saja kekasaran-nya masih bisa ditahan demi menyadari ini kampong orang, bukan tanah ompung-nya. Meski sebenarnya hati sudah panas, tapi terpaksa ditahan karena masih menyandang predikat “orang baru, Lae…” (hm. Beberapa bulan kemudian…)
Selanjutnya, GEROBAK PASIR! Gerobak Pasir yang dimaksud adalah Gerombolan Batak Payah Diusir.
Bah. Santai… hal ini tak lebih karena memang kita Batak mewarisi sifat keras kepala alias “jugul” sejak lahir. Terkadang, sifat ini memang berperan penting untuk membela diri, namun, dalam berbagai waktu, bisa menjadi penyebab kecelakaan fatal. Keras bisa, Lae… Tapi, jangan sampai lebih keras dari batu juga kan…
Tak berhenti disitu, Sumut dan Batak diidentikkan dengan “wajah seram.”
Bah. Kita punya model-model yang mengangkat nama Batak, yang bersaing di nasional bahkan Nadya Hutagalung yang go international. Kalau pun dikatakan berwajah seram, orang Batak sudah ber”evolusi” kok. Sekarang, wajah “marsuhi-suhi” khas Batak sudah semakin jarang terlihat. Amuba (Asli Muka Batak) kini telah semakin sedikit, dan yang tersisa hanyalah GEROBAK MANIS.
Ok. Batak terkenal dengan sifat dan “bentuk” yang kadang mengusik, namun sekali lagi, kita mesti bangga menjadi GEROBAK. Terlahir dengan segudang bakat dan identitas diri, memiliki ikatan darah yang sangat kuat yang bisa kita andalkan dimana pun dan kapan pun. Belakangan ini, kawula muda Batak bahkan ‘malu’ menjadi orang Batak.
Apa yang terjadi yang kita bisa lihat di kenyataannya adalah, ke-‘alay’-an remaja Batak kini, ditambah lagi, minimnya pengetahuan GEROBAK muda tentang Batak, budaya, bahasa, dan semua tentang Batak. Lantas, kalau semua justru seperti itu, orang Batak harus siap-siap punah dari muka bumi. OK. Batak tidak akan punah karena masih ada GEROBAK PASIR dan GEROBAK MANIS, lantas, ada yang berminat menjadi GEROBAK TANPA RODA?
Dari berbagai sumber.