Mungkin Anda itu salah menulis atau salah baca, yang benar itu Ulos Ragi Hotang loh. Nah ungkapan inilah yang perlu sebenarnya harus diperjelas apakah penulisan “Ulos Ragi Huting” yang salah atau Ulos Ragi Hotang yang semestinya.
Mungkin bagi awam sedikit bingung ya?! Tanpa disadari memang nama “Ulos Ragi Hotang” yang seri diungkap, didengar bahkan sering digunakan dalam upacara adat batak ataupun kegiatan budaya batak lainnya.
Pada dasarnya inilah fakta sebenarnya mengenai perbedaaan antara Ulos Ragi Hotang Dan Ulos Ragi Huting.
Ulos Ragi Hotang
Ulos ragi hotang dalam seremoni pernikahan adat batak Orangtua dari mempelai wanita akan memberikan Ulos ini kepada pengantin laki-laki (menantu) dan disebutlah dengan nama Ulos Hela. Bermakna dengan pemberian ulos Hela bahwa orang tua atau wali pengantin perempuan telah menyetujui dan memberikan restu penuh putrinya di persunting atau di peristri oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai “Hela” (menantu). Pemberian ulos ini selalu di sertai dengan memberikan mandar Hela (Sarung Menantu) yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak boleh lagi berperilaku layaknya seorang laki-laki lajang tetapi harus berperilaku sebagai orang tua. Dan sarung tersebut di pakai dan di bawa untuk kegiatan-kegiatan adat.
Ulos Ragi Huting
Sekali lagi Ulos Ragi Huting ini sekarang sudah sangat Jarang dan tidak pernah di pakai samasekali, dulu sejak zaman penjajahan Belanda, anak perempuan (gadis-gadis) harus memakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari yang dililitkan di dada (Hobahoba) yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah seorang putri (gadis perawan) batak Toba yang ber-adat.
Jikapun ada yang menggunakan jenis ulos ragi huting hanya sebagai simbol saja pada sebuah acara festival ataupun pangelaran seni budaya.
Sumber: UlosIndonesia