Perhelatan Jong Bataks Arts Festival sebagai upaya meningkatkan eksistensi nilai-nilai kearifan lokal budaya Batak di atas panggung seni. Di tahun kedua perhelatan ini Jong Bataks Arts Festival mengusung tema “Batakulturasi Nusantara” yang akan digelar pada 27-31 Oktober 2015 di Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan no.33 Medan.
Dalam rangkaian kegiatan Jong Bataks Arts Festival 2015 ini mengangkat pertunjukan seni berbasis tradisi lalu dibalut dengan pameran seni rupa, wokshop musik tradisi, Festival Film Pelajar Sumatera Utara bertemakan Kebhinekaan dan Panggung Nusantara sekaligus karnaval nusantara yang akan diisi oleh sahabat – sahabat dari suku-suku diluar dari Batak itu sendiri.
Tema “Batakuluturasi Nusantara” sengaja diusung untuk mendekatkan spirit nilai-nilai kearifan lokal budaya batak di wilayah Nusantara. Semangat ini bukan bermaksud menjadikan Indonesia berbudaya Batak, namun ini adalah semangat untuk menyatakan bahwa kebudayaan Batak adalah salah satu pilar penyokong nasionalisme di Indonesia. Dengan tema ini Jong Batak Arts Festival mencoba untuk memberikan pendidikan kebangsaan pada generasi muda khususnya dan masyarakat umumnya lewat media seni pertunjukan yang membawa ikon-ikon kearifan lokal budaya Batak dan Nusantara.
Jong Batak merupakan salah satu unsur organisasi kepemudaan pada masa sebelum kemerdekaan menjadi pelopor lahirnya Negara bangsa ini. Organisasi berbasis daerah ini dipelopori Amir Syarifudin, Sanusi Pane dan Merari Siregar. Mereka berasal dari tanah Batak (Tapanuli), bertujuan untuk mempererat persatuan dan persaudaraan di antara para pemuda yang berasal dari daerah tadi serta turut serta memajukan kebudayaan daerah. Inilah yang menjadi dasar pemikiran Jong Batak Arts Festival.
Jong Batak Arts Festival 2015 ini makin semarak dengan semakin banyaknya komunitas seni dan budaya serta tokoh-tokoh yang memiliki semangat mengembalikan kebudayaan Indonesia sebagai jati diri bangsa. Dan paling menggembirakan kreator-kreator di komunitas tersebut adalah anak muda-anak muda yang memiliki kesadaran tentang wawasan kebangsaan. Dengan usia yang masih muda para kreator ini memiliki waktu yang panjang untuk mewujudkan cita-cita bersama menegakkan kembali eksistensi kearifan lokal budaya leluhur yang telah tergerus oleh mesin peradaban modernisasi.
Pada 27-31 Oktober 2015, masyarakat Sumatera Utara akan menemukan ruang wisata budaya sekaligus media alternatif pendidikan karakter dengan suguhan pertunjukan seni berbasis tradisi. Pertunjukan-pertunjukan seni ini menyajikan nilai-nilai kearifan lokal Nusantara. Ini adalah moment penting untuk seluruh elemen bangsa yang ada di Sumatera Utara untuk bergerak bersama dalam ruang kebudayaan menjunjung semangat nasionalisme.
Dengan semangat Sumpah Pemuda itulah anak-anak muda dari berbagai komunitas seni ini menyatu dalam Jong Batak Arts Festival dengan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme para pendahulu tanpa memandang ras, suku, agama dan antar golongan. Semua komunitas seni yang melebur dalam perhelatan Jong Bataks Arts Festival 2015 saling bahu membahu dengan spirit gotong royong sebagai salah satu nilai kearifan local masyarakat Indonesia, ungkap Ojax Manalu yang didampingi oleh Agus Susilo dan Brevin Tarigan selaku manger program.
76 KOMUNITAS SENI (420 Orang) seni dan budaya turut berpartisipasi dalam perhelatan Jong Bataks Arts Festival 2015 yang sudah disusun jadwal pertunjukannya dalam Raundown Jong Batak Arts Festival 2015. Pada 27 Oktober 2015 masyarakat Sumatera Utara akan disuguhi pertunjukan seni dari Lae To Rocks (musik), Jones Gultom (sastra), Forum Anak Muara (tari dan musik), Martogi Sitohang ( musik). Pada hari pertama ini mengusung nilai-nilai kearifan lokal dari tanah Toba.
Kemudian pada 28 Oktober 2015, Jong Bataks Arts Festival menyajikan pertunjukan seni Nusantara. Pada hari kedua ini masyarakat akan dibius dengan keanekaragaman budaya Indonesia. Pada hari ini juga digelar Karnaval Budaya dan Pembukaan Pameran Seni Rupa yang memamerkan karya – karya dari Mangatas Pasaribu, Togu Sinambela, Farida Lis Purba,Jimmy Siahaan, Atok, Cecep, Adie Damanik, Salomo F Purba, Depi Tarigan, Ferninand Sibagarian, Harianto simatupang, Renjaya Siahaan,Safrizal Yofie, Sofian Sagala,Bayu Sagala. Komunitas seni dan individu yang menyemarakkan Jong Bataks Arts Festival yaitu: Musik (Ade Lambey, Hendra Ginting, The Bamboes, Kalila Project, Filsafatian, Medan Blues Society, Kramat USU, Babaraja, Dongan’s Project, Markus Sirait), Teater (Teater Rumah Mata, Teater Oteta, Teater SH’82, Medan Heritage, THRISDA, Kopasude, ), Tari (Seroja 150, PakPak Sopo Etnik, Sabry Gusmail, Sinar Budaya), Sastra (KSI Medan, Juhendri Chaniago), Film “Risalah Van Der Tuk” dan Film “Joyurney Of The Java Minor (sutradrai oleh David Dermadi dari padang panjang.
Pada 29 oktober 2015, khusus penampilan Teater Rengget. Teater yang dibentuk oleh anak-anak pengungsi korban letusan Sinabung. Mereka berbicara tentang harapan dan cita-cita mereka yang hampir sirna karena bencana. Dan pada hari itu juga akan ada pemutaran film “Tanda” dan Film “Nira”
diumumkan dan ditampilkan karya terbaik Festival Film Pelajar SUMUT antar lain :
1. 90 menit- SMK swasta pembda Nias
2. Aku Anak Indonesia – SMA Methodist Binjai
3. Andai Ku Bisa Kembali – SMK St. Nahanson Parapat
4. Barus – SMA Andam Dewi Tapteng
5. Kita Indonesia – SMA N 1 Tebing Tinggi
6. Mayoritas Atau Minoritas – SMA Unggul Del
7. Mimpi Yang Menyadarkan – SMA N 1Pematang Siantar
8. Minoritas – SMA N 1 Berastagi
9. Surat Untuk Ustadz dan Pastor – SMA N 1 Pantai Cermin
Pada 30 Oktober 2015 ada Otala n Friends, Sanggar Mbuah Page, Hendra Ginting, Simalem Arts, Brevin Tarigan, Hendrik Perangin-angin, Idris Pasaribu, Murni Surbakti, Pemutaran Film Rp.1000 (Ori Sembiring). Pada hari ini dikentalkan dengan aroma Karo.
Di hari terakhir Jong Bataks Arts Festival, 31 Oktober 2015 menampilkan subetnik Mandailing, Simalungun, Pakpak, Angkola, Toba. Mereka adalah Sanggar Kreatif Naposo Nauli (Siantar), Indah Bunda Dzibril, Samoland Dance, Tampe Mangaraja Silaban, Dihar Simalungun, Sanggar New Jolo, Irwansyah Harahap dan pemutaran film tentang seorang tokoh pendidikan dari Sumatera Utara “ Senandung William” disampaikan oleh Manager Produksi Jhon Fawer Siahaan dan Ori Sembiring.
Selama perhelatan Jong Bataks Arts Festival setiap harinya dimulai dari pukul: 14.00-22.00. Untuk menyaksikan even ini anda dapat menggunakan donasi dan dapat menghubungi Hana Pagit (081397357055).
Thinking like that is really imesvrsipe