Dompak Sinaga, Musisi Muda Batak Asal Pakkat

4
dompak sinaga
dompak sinaga cover

* Kembali Luncurkan Album Kedua

DISALIN OLEH-H.A.C SILALAHI
Indah pada waktunya, mungkin inilah kebahagiaan saat ini yang dialami oleh seorang Dompak Sinaga. Tapi tahukan anda, masa kecil Dompak Sinaga tak seindah yang kita duga. Memang, tak semua orang terlahir dengan talenta dan bakat untuk bisa berkarya dalam seni musik. Tak pelak pula, talenta dan bakat alami itu bisa hinggap pada diri seseorang. Kita yakin, talenta dan bakat yang diterima seseorang itu adalah sebuah berkat dari sang pencipta. Dimana, talenta maupun bakat itu, tidak memandang apakah seseorang yang terlahir itu adalah anak orang kaya ataupun anak yang miskin.

Diantara sekian banyak musisi muda Batak saat ini, Dompak Sinaga yang lahir di Desa Pulo  Godang, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) mulai menunjukkan eksistensinya di blantika musik Batak. Putra petani dari pasangan Alm M Sinaga dan D br Sihotang (62) ini, kini sudah berhasil mengeluarkan album keduanya dan semuanya dari hasil ciptaannya sendiri.

Nama Dompak Sinaga, memang kini belum begitu terkenal di kalangan senior blantika musik Batak. Namun, bagi masyarakat Batak, namanya sudah mulai melekat di hati. Awalnya, adalah lagu Pature Humbang Hasundutan yang mempopulerkan dirinya di daerah itu. Lagu ini sering dinyanyikan pada acara-acara seremonial Pemkab Humbahas maupun pada acara-acara pesta masyarakat.

Syair demi syair dalam lagu tersebut, seakan memotivasi semua lapisan masyarakat di Humbahas untuk bersatu padu membangun daerah itu dalam menyongsong program pemerintah setempat yakni menuju Humbang Hasundutan yang Mandiri dan Sejahtera (HUTAMAS).

Namun seiring waktu, ia pun membuat album dan sukses hingga album kedua. Pertanyaannya, mengapa seorang Dompak Sinaga yang hanya lulusan SMA ini bisa  menciptakan lagu? Demikian kutipan hasil wawancara khusus penulis kemarin dengannya saat ditemui di Doloksanggul.

24 tahun silam, atau saat usianya masih 5 tahun, Dompak kecil ternyata sudah bermain musik. Sebuah gitar tua milik almarhum ayahnya, menjadi teman bermain Dompak Sinaga dalam kesehariannya. Perlahan dengan hanya melihat ayahnya memainkan petikan gitar, ternyata Dompak Sinaga diam-diam telah mengamati cara ayahnya bermain gitar.

 

Sesaat ayahnya selesai memainkan gitar, Dompak kecil secara sembunyi-sembunyi belajar memetik tali senar gitar milik sang ayah. Walaupun jari jemarinya masih kurang kuat untuk menekan tali gitar, namun tutur Dompak Sinaga, pertama sekali memainkan gitar tersebut, ia sudah bisa memainkannya sambil bernyanyi.

Setelah memasuki bangku sekolah dasar, Dompak Sinaga ketahuan gurunya memiliki suara bagus dalam bernyanyi. Sehingga, ia sering disuruh bernyanyi di hadapan teman-temannya. Begitulah ia sering diperlakukan hingga ketingkat SMP.

dompak sinaga
dompak sinaga cover

Memasuki bangku SMA, Dompak Sinaga mulai belajar memainkan alat musik seruling bambu. Akan tetapi, tahukah anda, ternyata untuk belajar memainkan seruling itu, Dompak Sinaga membuat serulingnya sendiri. “Waktu itu, seruling pertama yang saya buat suaranya tidak bagus, yang kedua juga kurang bagus, barulah yang ketiga kalinya lumayan,” ujar Dompak Sinaga.

Perlahan-lahan, Dompak Sinaga menghayati makna setiap petikan gitar dan tiupan melodi serulingnya. Sehingga, pada saat akan tamat dari bangku SMA, Dompak mulai belajar menciptakan lagu. “Lagu yang saya ciptakan dulu belum saya aransemen ulang, karena masih belum cocok menurut saya. Maklumlah, dulu masih belajar,” ungkapnya.

Setelah tamat dari bangku SMA, Dompak Sinaga tidak mampu melanjutkan jenjang pendidikannya ke bangku kuliah. Sebab, kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai petani. Sadar akan hal itu, ia pun akhirnya memutuskan untuk memikirkan masa depannya secara mandiri.

Ia pun mulai belajar memainkan alat musik keyboard milik seorang pengusaha alat musik di Kota Doloksanggul. Setelah mulai tahu memainkan alat musik keyboard, Dompak kemudian berangkat ke Kota Medan untuk memperdalam ilmu memainkan alat musik tersebut.

dompak sinaga 1
dompak sinaga cover 1

Setelah dinilainya cukup, Dompak Sinaga akhirnya memutuskan merantau ke Pulau Batam. Pada Tahun 2003 hingga 2004, ia bergabung dengan sebuah kelompok musik di Batam. Kelompok band musik itu, khusus untuk show di sejumlah kafe, hotel dan pesta-pesta.

Namun pada Tahun 2005, saat libur lebaran, Dompak Sinaga pulang ke kampung halamannya karena liburan. Akan tetapi, disela-sela liburan tersebut, seorang pejabat Pemkab Humbahas menawarkan kepadanya agar menjadi tenaga honor di Pemkab Humbahas untuk menangani peralatan sound system dan alat musik.

Setelah berpikir panjang, akhirnya ia memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Setahun menjadi tenaga honorer dan menangani peralatan musik milik pemkab, Dompak pun memamfaatkan kelengkapan alat musik tersebut untuk menciptakan lagu. Tahun 2006 dimana secara kebetulan, Dinas Pariwisata Kabupaten Humbahas menggelar lomba karya cipta lagu dengan thema pembangunan Kabupaten Humbahas.

Ia pun turut menjadi peserta. Dan akhirnya, lagu Pature Humbang Hasundutan berhasil keluar menjadi juara pertama. Lagu ini pun akhirnya banyak dilirik pengusaha studio  rekaman, hingga akhirnya, lagu ciptaannya itu dinyanyikan oleh Trio Century dengan personil yang berasal dari Persatuan Anak Doloksanggul (PARNADOS).

Dalam album tersebut, terdapat 3 lagu ciptaan Dompak Sinaga yang menjadi hits di masyarakat. Selain Pature Humbang Hasundutan, lagu Haholongi Ma Sidoli dan Di Aek Sipangolu.

Namun, tahukah anda, untuk mengeluarkan album tersebut, Dompak Sinaga tergolong nekat. Pasalnya, semua modal ditanggungnya sendiri dengan memilih studio rekaman di Kota Medan. “Saya sampai habis Rp60 juta untuk mengeluarkan album perdana itu. Hingga kini modalnya belum kembali dari penjualan albumnya,” ungkap Dompak.

Pun dinilainya gagal, Dompak tetap optimis untuk mengeluarkan album keduanya. Dengan 11 lagu ciptaannya sendiri, ia juga bertekad akan menyanyikan sendiri semua lagunya dibantu backing vocal Trio Larosa.
Namun untuk seluruh biaya pembuatan album kedua ini, papar Dompak, ia akan dibantu oleh pengusaha asal Doloksanggul yang tinggal di Jakarta, yakni Ir Richard Sianturi yang memiliki studio rekaman sendiri yaitu CMD Record. “Saya terbantu berkat pak Sianturi. Beliau membantu saya dalam hal modal untuk pembuatan album kedua ini,” terangnya.

Setelah album kedua ini, tambah Dompak, ia akan berhenti untuk bernyanyi dalam album rekaman. Namun untuk menciptakan lagu, ia bertekad akan terus berkarya. “Usai album ini, saya akan berhenti bernyanyi untuk studio rekaman. Tapi kalau untuk menciptakan lagu akan terus saya lakukan,” pungkas Dompak yang kini telah diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari tenaga honorer di Pemkab Humbahas ini.

Pada album keduanya kali ini, dua lagu hasil ciptaannya mulai menjadi hits di kalangan masyarakat Batak. Masing-masing dengan judul, Au Do Na Mamillit dan Ho Nama Parpudi.(HACS).

Previous articleMamak Mamak Pakai Terong Rayakan HUT RI
Next articleLagu Batak Langka Yang Tidak Dijual Di Indonesia

4 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.