Mangupaupa adalah tradisi budaya batak yang dilakukan oleh orangtua kepada anak, dari hula-hula kepada boru. Tradisi ini sudah diwariskan oleh nenek moyang kita sejak dulu yang dipercaya ritual memohon meminta Sahala(berkat) kepada Oppung Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) agar diberikan keselamatan/ sembuhan.
Biasanya tradisi ini diberikan kepada orang yang sakit, lemah, terkejut (shok), naas dari sebuah kecelakaan. Karena orang-orang yang mengalami kejadian-kejadian tersebut dianggap roh meninggalkan tubuh prang tersebut. Maka dilakukanlah tradisi mangupaupa bertujuan agar rohnya dapat kembali kedalam tubuhnya atau sering disebut Mulak Tondi Tu Ruma.
Diberilah Ulos, beras/ boras si pir ni tondi serta makanan khusus yang dibuat sedemikian rupa sebagai simbol ritual budaya. Hal ini bisa kami paparkan saat mengikuti sebuah adat Mangupaupa hula-hula kepada pihak boru seorang tua dalam kondisi sakit-sakitan. Makanan yang disiapkan seperti Hopinghoping dan telur rebus, Ihan Batak, Ikan Mas Arsik, Napuran, Sagusagu serta Air Pangir sebagai simbol perhatian/ kasih sayang dari seluruh pihak keluarga kepada yang sakit.
Mulai dari hulahula, huta serta keluarga manulangi (menyuapi) semua hidangan yang disiapkan kepada yang sakit sembari mengucapkan permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan kesembuhan kemudian di ulosi dengan uloas yang terbaik agar Mulak Tondi Tu Ruma.
Inilah salah satu budaya batak yang diwariskan oleh nenek moyang kita agar selalu memohon keselamatan dan kesembuhan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebuah tradisi yang tetap dijungjung tinggi nilai budaya dan dilestarikan.
[…] saja. Misalnya pada saat ritual budaya batak sebagai menu yang wajib dihidangkan saat ritual Mangupaupa dan juga hidangan pada acara adat tertentu. Dulu hidangan dengan salah satu menu Hoping hoping […]
[…] aek adalah pembaptisan, pada tradisi Batak kuno, dengan air kepada seorang anak yang baru lahir (sekitar usia tujuh hari) dengan membawanya ke […]
Comments are closed.