Cerpen: Kutunggu Kau di Sidikalang

25

“Apakah seseorang yang mengenyam pendidikan hingga tingkat sarjana itu memang ditakdirkan bertemu dengan seorang sarjana pula?apakah aku salah jika mencintai Renita yang memang kebetulan seorang sarjana,sementara aku hanya lulusan SMA?dan apa Renita salah jika mencintai diriku?bukahkan cinta itu definisinya sangat luas dan Universal?cinta itu tak mengenal strata sosial,pendidikan,umur,suku,agama dan golongan,cinta itu bahkan melampaui sekat-sekat budaya,sosial bahkan politik sekalipun.apakah mereka memahami ini semua?”

Memang disatu sisi,aku memahami betul sikap orang tua yang menurutku rada kaku dan konservatif ini,karena biar bagaimanapun orang tua selalu menginginkan anaknya bahagia dan mendapatkan yang terbaik,namun apakah tingkat pendidikan yang tinggi berbanding lurus dengan pencapaian satu kebahagiaan kelak?itu sudah pemikiran yang kuno,yang tak berkolerasi sama sekali..!!

Kata jogi berapi-api.aura wajahnya terlihat mulai emosi,nada suaranya mulai meninggi,seakan ia ingin menggugat seseorang,tapi tidak jelas kepada siapa gugatan itu dialamatkan,barangkali inilah puncak dari kekesalan hatinya.

“Bagaimana menurutmu,apa yang harus kulakukan sekarang?”

tanya jogi kepadaku minta pendapat.

“Hmmm…….”

aku mehela nafas panjang.

“kalau menurut pendapatku segeralah susul Renita,besok atau lusa,bagaimana?”jawabku dengan yakin.

Jogi terlihat diam dan membisu,Matanya mulai berkaca kaca,ia menatapku penuh pertimbangan.sesaat,air matanya mulai menetes.

dibalik sorot matanya,tersimpan sebuah derita,nestapa dan keputus asaan,bahkan rasa cemas yang teramat sangat.
perasaannya bak diaduk-aduk dan penuh berkecamuk.

“kenapa lae,,?”
kataku,saat melihat wajahnya,yang mulai menitikkan air mata.

Kubiarkan dia sejenak untuk melepaskan semua rasa penat yang menyesaki dadanya,pemandangan sekaligus suasana yang mengharu biru kala itu.

“Kabar terbaru yang kuterima dari Renita melalui pesan BBM(Blackberry Masenger)tadi sore mengatakan bahwa dia akan segera dinikahkan dengan Paribannya yang polisi itu di Sidikkalang,empat hari lagi..!!”

Katanya melanjutkan,dengan suara lirih

“Hah…dinikahkan?..secepat itu…?gila..!!”

jawabku kaget dan hampir tersedak biji salak.

Kemudian Jogi mengeluarkan Smartphone dari saku celananya,dan memperlihatkan isi pesan yang dikirimkan oleh Renita tersebut.
demikian isi pesan yang dikirim melalui Blackberry Mesenger tersebut

“Buat abang Jogi yang kucintai dan kukagumi,sejak pertama sekali mengenal mu,indah rasanya dunia ini,kesederhanaan mu,keuletan mu,kedewasaanmu serta kesabaran mu menuntunku hingga aku semakin dewasa,membuatku bak seorang tuan Putri yang selalu didampingi oleh sang Pangeran,aku mencintaimu dengan segenap jiwa yang kumiliki,perjuangan mu untuk mendapatkanku tak pernah kuragukan,sejak aku masih duduk di semester lima,kala pertama kita mulai berkenalan,bertemu,hingga tak lama kemudian kita ahirnya berpacaran,meskipun kala itu abang sudah tinggal dan bekerja di Jakarta,dengan sabar kau selalu menunggu,menyemangatiku pagi,siang dan malam,agar aku selalu rajin dan semangat demi mendapatkan nilai IP yang tinggi,sampai saat aku menyusun skripsi,semua berkat bantuan dan ketulusanmu,bahkan dalam kata penghantar ucapan terimakasih dalam Skripsiku,tak luput menuliskan namamu sebagai,dedikasi tertinggiku kepadamu.

My suplement spirit twenty four hours,Jogi.Marsillam.S

1
2
3
4
5
6
7
8
9
Previous articleEvent Konser “ Mulak Tu Bonapasogit” 30 Desember Di Harian Boho Samosir
Next articleCerpen: Boru ni Tulang

25 COMMENTS

  1. Kisah yang mengharukan.
    Tarilu-ilu au manjaha.
    Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.

  2. Kisah yang sangat mengharukan.
    Sampe tarilu-ilu au manjaha.
    Keluarga Bang Jogi dan Kak Renita pasti Bahagia dan Diberkati.

  3. Comment:cerita yang bagus,
    Memang cinta butuh pengorbanan!
    baca kisah ini gak krasa air mata keluar

  4. Alur ceritanya bagus…mengisahkan cinta sejati/power of love/holong situtu….kekuatan para peran juga sudah terlihat…tetapi cerita ditengah jalan sepertinya keliru,pada umumnya kalau jodoh yang ada hubungannya dengan pariban biasanya si laki-laki /anak namboru yang berjibaku untuk mendapatkan boru ni tulangnya.Tapi pada cerita diatas malah orang tua dan lae itu yang memaksa borunya supaya jadi sama berenya,coba di koreksi lagi….HORAS

  5. @Herbert Simatupang : Sepertinya begitu karena biasanya pihak pria yang mengejar paribannya, bukan sebaliknya. Btw cerita ini memberikan inspirasi bagi pasangan yang betul2 memaknai cinta sebenarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.